Hari
kiamat pasti terjadi. Hanya saja, kapankah peristiwa itu akan terjadi? Allah
SWT sajalah yang mengetahui. Tak ada
satu pun makhluk di alam semesta, termasuk malaikat, ayng mampu memprediksikan
waktu kiamat. Bahkan, Nabi Muhammad SAW
yang menjadi kekasihNya pun tidak diberi inforamasi yang jelas.
Hal
tersebut ditegaskan Allah SWT dalam Surat Al-A’raaf ayat 187:
“Mereka menanyakan kepadamu (Nabu
Muhammad SAW) tentang kiamat, kapankah itu terjadi? Katakanlah sesungguhnnya
pengetahuan tentang kiamat hanya ada pada sisi Thanku. Tiada seorang pun yang mengetahui waktu
kedatangannya selain Dia.”
Meskipun
kiamat adalah suatu rahasia besar, tapi Allah SWT memberikan sejumlah isyarat
atau tanda kepada manusia bahwa saatnya telah dekat. Memang dibutuhkan kepekaan dan kebersihan
hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut. Para ulama telah membagi
tanda-tanda Kiamat ke dalam dua kelompok. Ada tanda-tanda kecil (shugra) Kiamat dan tanda-tanda besar (kubro) Kiamat. Tanda-tanda kecil
berjumlah sangat banyak dan umumnya datang lebih awal. Sedangkan tanda-tanda
besar (kubro) datang belakangan, ada
yang mengatakan berjumlah enam dan ada yang mengatakan berjumlah sepuluh.
Tanda
kecil yang paling awal berupa ”diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi.”
Semenjak peristiwa sangat agung itu terjadi, dunia menyaksikan bermunculannya
aneka tanda-tanda kecil Kiamat berikutnya. Hingga dewasa ini sudah banyak
sekali tanda-tanda kecil Kiamat yang di-nubuwwah-kan (diisyaratkan) oleh
Nabi Muhammad SAW telah menjadi realita.
Di
antara tanda-tanda kecil Kiamat tersebut ialah:
1.
Bila manusia mulai membunuh (meninggalkan) sholat
2.
Bila sifat amanah telah lenyap
3.
Bila berdusta dihalalkan
4.
Bila manusia memakan riba
5.
Bila risywah (praktek suap) merajalela
6.
Bila bangunan-bangunan tinggi pencakar langit bermunculan
7.
Bila manusia memperturutkan hawa-nafsu
8.
Bila manusia menjual dien (agamanya) untuk membeli dunia
9.
Bila menumpahkan darah dianggap perkara ringan
10.
Bila perilaku lemah-lembut dianggap sebagai sebuah kehinaan
11.
Bila berlaku zalim menjadi suatu kebanggaan
12.
Bila para pemimpin dan pembesar merupakan orang paling buruk
13.
Dan bila para pembantu dan orang-orang kepercayaan pemimpin merupakan
orang-orang fasiq
14.
Bila para cendikiawannya merupakan orang-orang fasiq
15.
Bila kezaliman merajalela
16.
Bila thalaq (perceraian) banyak terjadi
17.
Bila muncul fenomena kematian mendadak
18.
Bila mushaf Al-Qur’an dicetak dengan ornamentasi yang indah-indah
19.
Bila masjid dibangun megah-megah
20.
Bila mimbar-mimbar masjid dibuat tinggi
21.
Bila hati manusia menjadi kesat
22.
Bila banyak perjanjian dan transaksi dilanggar secara sepihak
23.
Bila peralatan musik banyak dibunyikan
24.
Bila khumur (aneka jenis khamr) banyak diminum
25.
Bila zina merajalela
26.
Bila pengkhianat diberi kepercayaan, dijadikan pemimpin
27.
Bila orang yang amanah dianggap pengkhianat
28.
Bila istri berpartisipasi dalam bisnis suami karena cinta akan dunia
29.
Bila salam hanya diucapkan kepada orang yang dikenal
30.
Bila pasar-pasar (mall, plaza, hypermarket) muncul berdekatan
31.
Bila manusia mengenakan baju domba sebagai penutup hati serigala
32.
Bila hati manusia lebih busuk
daripada bangkai
33.
Bila manusia sudah berkata: ”Tidak ada Imam Mahdi.”
Tanda-tanda
di atas hanya merupakan sebagian saja dari seluruh tanda-tanda kecil Kiamat.
Bila kita kaitkan dengan realitas kondisi masyarakat dunia dewasa ini, jelas
terlihat bahwa seluruh tanda-tanda kecil di atas telah menjadi kenyataan. Dan
bila kita buka kitab para ulama mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita
membacanya satu per satu, hampir pasti di dalam hati kita akan berkomentar: ”Waduh, yang ini sudah…. yang ini
juga sudah…!”
Adapun
tanda-tanda besar (kubro) kiamat di antaranya menunjuk pada hadits Rasulullah SAW:
“Segeralah beramal baik sebelum terjadi
enam tanda kiamat. Yaitu, matahari
terbit dari arah ia terbenam, dajjal, asap tebal, hewan melata bisa berbicara
(dabbah), petaka (kematian spesifik) perorangan, dan petaka umum (kiamat
besar).” (HR Ahmad).
Dalam
hadits lainnya Rasulullah SAW menjelaskan, “Ada
enam tanda kiamat. Yaitu kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian akibat penyakit
di dada (wabah binatang) hata benda melimpah sehingga orang memberi 100 dinar
masih membuat yang diberi marah, petaka menimpa semua rumah bangsa Arab dan gencatan
senjata antara kalian dengan keturunan kuning (bangsa Romawi). Namun, mereka berkhianat dan menyerang kalian
melalui delapan puluh panji, yang masing-masing dengan 12 ribu orang.”
Hal
lain yang banyak disinggung oleh banyak ulama adalah kemunculan Dajjal dan Al
Mahdi (Imam Mahdi). Dalam Al-Qur’an dan
hadits banyak digambarkan tentang Dajjal.
Antara lain, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga muncul
30 kaum Dajjal sang pendusta. Semuanya
mengaku sebagai utusan Allah, harta benda melimpah, timbul banyak petaka, dan
kekacauan merebak. Sahabat bertanya, ‘kekacauan
seperti apakah itu?’ Beliau SAW menjawab, ‘pembunuhan, pembunuhan, dan
pembunuhan’.”
Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW mengisyaratkan adanya dua fenomena yang menjadi
pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat. Pertama,
gejala sosial berupa perselisihan antar-manusia dan kedua, gejala alam
berupa gempa-gempa yang berdatangan silih-berganti.
“Aku
kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku
ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia
akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya
dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)
Sebagian
ulama menggolongkan tanda Kiamat berupa diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat sebagai ”Tanda
Penghubung” antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat.
Artinya, kedatangan Imam Mahdi tidak termasuk tanda-tanda kecil (shughra) Kiamat namun tidak juga
digolongkan ke dalam tanda-tanda besar (kubro)
Kiamat. Kedatangan Imam Mahdi
mengindikasikan telah tuntas munculnya tanda-tanda kecil Kiamat yang sangat
banyak dan sebagian besar datang terlebih dahulu. Dan pada saat yang sama
kedatangan Imam Mahdi menandakan sudah dekatnya akan munculnya tanda-tanda
besar Kiamat.
Maka,
perlu kita sadari bahwa dunia benar-benar telah mencapai usia senja. Kemunculan
tanda-tanda kecil hampir tuntas seluruhnya. Maka dari itu berarti kita harus
bersiap-siaga menyongsong datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Dan jangan lupa,
sebagian ulama mengatakan bahwa tanda besar pertama, yaitu keluarnya Dajjal,
tidak akan terjadi sebelum munculnya tanda penghubung antara tanda-tanda
kecil dengan tanda-tanda besar Kiamat. Tanda penghubung itu ialah diutusnya
seorang lelaki dari keturunan Nabi Muhammad yang akan memenuhi dunia dengan
keadilan dan kejujuran setelah dunia diselimuti dengan kezaliman dan
kesewenang-wenangan. Lelaki itulah yang dikenal sebagai Imam Mahdi.
“Andaikan
dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga
diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama
ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan
sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.”(HR Abu
Dawud)
Lalu,
bilakah Imam Mahdi bakal dihadirkan Allah ke tengah ummat? Hadits di bawah ini
insya Allah cukup jelas memberikan indikasi kedekatan jadwal kehadirannya:
“Aku
kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku
ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia
akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya
dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad)
Bila
dunia telah dihiasi dengan dua fenomena nyata, yaitu fenomena sosial berupa
perselisihan antar-manusia yang sangat tampak dan fenomena alam yaitu
banyaknya gempa, maka itu berarti dekatnya kehadiran Imam Mahdi ke tengah
ummat. Sedangkan kedua fenomena tersebut dewasa ini sudah sangat tampak.
Perselisihan antar-manusia dewasa ini sudah sangat memprihatinkan. Sesama
pendukung ideologi sekuler atau demokrasi berselisih. Sesama anggota
organisasi, gerakan, partai, keyakinan, sesama
muslim sendiri pun berselisih. Demikian pula dengan fenomena gempa.
Begitu dahsyat terjadi dalam 10 tahun terahir ini.
Maka,
marilah kita siapkan diri dan keluarga keluarga kita menyongsong kehadiran
Al-Mahdi. Hadratul Mukarram Mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef QS wa RA pun pernah
dawuh (berkata): “….Insya Allah Sholawat Wahidiyah adalah alat untuk
menyongsong datangnya Imam Mahdi…”
Pengertiannya
adalah mari kita bersiap untuk segera
mematuhi perintah-perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW (Lillah Billah – Lrrasul Birrasul) dalam
kaitannya dengan kehadirannya.
Hadits
Nabi SAW, menjelaskan:
“Ketika
kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya
walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia
adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud)
Oleh
karenanya, walaupun perselisihan antar manusia serta gempa merupakan perkara yang
tidak kita sukai, namun Rasulullah SAW menyebutnya sebagai ”kabar gembira”.
Sebab bersamaan dengan itu ummat Islam akan memiliki pemimpin yang
legitimasinya langsung datang dari Allah SWT dan RasulNya. Sedangkan
kehadirannya justru merupakan awal beralihnya dunia dari lembaran sejarah penuh
kesewenang-wenangan dan kezaliman menuju peradaban penuh keadilan dan
kejujuran.
Saudaraku,
Apakah kita akan mempedulikan tanda-tanda akhir zaman dengan bersegera
bertobat, bersungguh-sungguh memohon ampun dan petunjukNya (mujahadah) agar
kita dimampukan untuk istiqomah melaksanakan perintah-perintahNya dan mengikuti
sunnah Rasulullah SAW (Lillah Billah – Lirrasul Birrasul), ataukah sekedar mengamatinya sebagai
fenomena-fenomena sosial dan natural yang hanya dijelaskan sebatas penjelasan
ilmiah tanpa kaitan dengan iman,hidayah Allah SWT???
“Maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
hari kiamat sudah datang?” (QS Muhammad ayat 18)
Wallaahu a’laam bishshowaab
*)disarikan dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar