LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH

Larilah Kembali Kepada Allah photo faringfirrugraveigravelaringllaringh_zpsb9f801c3.gif
Bacalah Selalu Lisan Maupun dalam Hati "YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH"

Senin, 07 Februari 2011

MAULIDUR-RASUUL SAW



Marhaban yaa marhaban yaa marhaban,
marhaban jaddal husaini marhaban.
Yaa nabii salaam ‘alaiika yaa rasuul salaam ‘alaika.
Yaa habiib salaam ‘alaika shalawaatullaah ‘alaika.
Asyraqal badru’alainaa fakhtafat minhul buduruu.
"Selamat datang, selamat datang
wahai kakek Hasan dan Husein, selamat datang.
Wahai Nabi, semoga kesejahteraan selalu melimpah kepadamu.
Wahai Rasul, semoga kesejahteraan selalu melimpah kepadamu.
Wahai kekasih, semoga kesejahteraan selalu melimpah kepadamu.
Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadamu.
Telah terbit bulan purnama kepada kita,
maka bersembunyi dan suramlah semua bulan
karena soratan cahaya purnamamu…."
(Maulid Al-Barzanji)

Jumat, 04 Februari 2011

PEJUANG SEJATI: MEMPERJUANGAKAN KELUARGA DAN UMAT


Malam telah larut, ketika seorang pemuda bernama Sa’ad bin Abi Waqqash terbangun dari tidurnya. Baru saja ia bermimpi yang sangat mencemaskan. Ia merasa terbenam dalam kegelapan, kerongkongannya terasa sesak, nafasnya terengah-engah, keringatnya bercucuran, keadaan sekelilingnya gelap-gulita. Dalam keadaan yang demikian dahsyat itu, tiba-tiba dia melihat seberkas cahaya dari langit yang terang-benderang. Maka dalam sekejap, berubahlah dunia yang gelap-gulita menjadi terang benderang dengan cahaya tadi. Cahaya itu menyinari seluruh rumah penjuru bumi. Bersamaan dengan sinar yang cemerlang itu, Sa’ad bin Abi Waqqash melihat tiga orang lelaki, yang setelah diamati tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar bin Abi Quhafah dan Zaid bin Haritsah.

DOSA PRIMORDIAL

Pada suatu hari, Rasulullah SAW ditanya tentang kebajikan dan keburukan (dosa). Jawabnya, "Kebajikan (al-birr) adalah budi pakerti luhur (husn al-huluq), sedangkan keburukan atau dosa (al-itsm) adalah apa yang membuat hatimu resah, dan kamu tidak ingin orang lain mengetahuinya." (HR. Muslim dari Ibn Sam`an al-Anshari).

Hakikat dosa, kata pakar hadis al-Munawi, adalah sesuatu yang membuat jiwa tak tenang dan hati tak tenteram. Hal ini, karena menurut fitrahnya, manusia lebih condong kepada kebenaran. Hati ibarat cahaya yang bersih dan terang. Oleh sebab itu, bila orang melakukan kebaikan, maka akan timbul sinergi dan harmoni (antara dua cahaya), yang selanjutnya mendatangkan kedamaian. Sebaliknya, demikian al-Munawi, jika orang melakukan kejahatan (dosa), maka cahaya hati bakal meredup dan tak terjadi sinergi, sehingga timbul kegelisahan. (Faydh al-Qadir :3/825).