LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH

Larilah Kembali Kepada Allah photo faringfirrugraveigravelaringllaringh_zpsb9f801c3.gif
Bacalah Selalu Lisan Maupun dalam Hati "YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH"

Sabtu, 22 Desember 2012

SELAMAT NATAL MENURUT AL-QUR'AN





Sakit perut menjelang persalinan, memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali.Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu, goyanghan pangkal pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'"

   
    "Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk.
    Ayahmu bukan penjahat, ibumu pun bukan penzina,"
    demikian kecaman kaumnya, ketika melihat bayi di
    gendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya
    menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang
    bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah
    yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta
    mengabdi kepada ibunya. Kemudian sang bayi berdoa:
    "Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku
    pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari
    ketika aku dibangkitkan hidup kembali."
          
Itu cuplikan kisah Natal dari Al-Quran Surah Maryam ayat 34. Dengan  demikian,  Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat Natal pertama dari dan untuk  Nabi  mulia  itu,  Isa
a.s.

Selasa, 06 November 2012

PENGAKUAN IBLIS LAKNATULLAH KEPADA RASULULLAH SAW

بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya milik Allah swt. Shalawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummiy, Baginda Agung Rasulullah saw., dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.
Ilustrasi: http://arfha.wordpress.com

Diriwayatkan dari Mu’ads bin Jabal ra., dari Ibnu Abbas ra yang berkisah : Kami bersama Rasulullah saw di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku.”

Senin, 22 Oktober 2012

PUASA TARWIYAH DAN ARAFAH


بسم الله الرحمن الرحيم
الصلاة والسلام عليك وعلى اليك ياسيدى يارسول الله

PUASA ARAFAH adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.

Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)

Sabtu, 20 Oktober 2012

FIQIH QURBAN

بسمِ الله الرحمن الرحيم
الصلاة والسلام عليك وعلى اليك ياسيدى يارسول الله


Berqurban merupakan bagian dari Syariat Islam yang sudah ada semenjak manusia ada. Ketika putra-putra nabi Adam AS diperintahkan berqurban. Maka Allah SWT menerima qurban yang baik dan diiringi ketakwaan dan menolak qurban yang buruk, yakni qurban yang diiringi dengan, riya', ujub, takbur, dan sifat-sifat yang tidak disukai Allah SWT lainnya. Allah SWT berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa” (QS Al-Maaidah 27).

Rabu, 17 Oktober 2012

BILA SHALAT IED JATUH PADA HARI JUM'AT


بسمِ الله الرحمن الرحيم
الصلاة والسلام عليك وعلى اليك ياسيدى يارسول الله

Apabila hari raya Idul Fithri atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jum’at, apakah shalat Jum’at menjadi gugur karena telah melaksanakan shalat ‘ied?

Untuk masalah ini para ulama memiliki dua pendapat.

Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat ‘ied tetap wajib melaksanakan shalat Jum’at.
Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah:

Rabu, 19 September 2012

HARUSKAH KITA BOIKOT PRODUK ASING?

Bismillaahir rahmaanir rahiim
Alhamdulillah wa syukurillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Salaaman ikraaman wa ta'dhiiman 'alaa Ghoutsi haszaz zaman RA
 
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah pernah ditanyakan,
“Wahai Syaikh yang mulia, ada sebuah minuman yang dinamakan Coca-Cola yaitu minuman produk perusahaan Yahudi. Apa hukum meminum minuman ini dan apa hukum menjualnya? Apakah kalau menjualnya termasuk bentuk tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan?”
Syaikh rahimahullah menjawab,
“Apakah tidak sampai padamu hadits yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membeli makanan dari seorang Yahudi untuk keluarganya, lalu tatkala beliau meninggal dunia, baju besinya masih tergadai pada orang Yahudi tersebut?
Apakah juga tidak sampai padamu hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menerima hadiah dari seorang Yahudi.
Jika kita mengatakan: Jangan menggunakan produk Yahudi atau jangan memakan produk Yahudi, maka akan luput nantinya berbagai hal yang dinilai manfaat semacam mobil-mobil yang kebanyakan dikerjakan oleh orang Yahudi atau akan hilang di tengah-tengah hal-hal yang bermanfaat lainnya yang hanya diproduksi oleh orang-orang Yahudi.

Jumat, 10 Agustus 2012

ZAKAT : MENSUCIKAN, MEMULIAKAN DAN MEMBAHAGIAKAN



Alhamdulillaah, tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya penuh dengan keberkahan baik spiritual maupun material (ekonomi). Mudah-mudahan kita terus dikaruniai hidayah dan taufiqNya sehingga kita dapat memaksimalkan ibadah di penghujung Ramadhan ini, dan diberikan kesempatan untuk bertemu lagi di tahun yang akan datang. Aamiin.

Menjelang lebaran ini, adalah waktunya umat muslim membayar zakat fitrah kepada orang fakir dan miskin. Biasanya, di masjid-masjid dan mushala-musahala mulai dibentuk panitia amil zakat yang bertugas menghimpun pembayaran zakat dari masyarakat, baik berupa beras atau uang tunai, untuk kemudian disalurkan kepada kalangan yang berhak.

Selain membayar melalui amil, zakat fitrah kadang langsung diberikan kepada orang yang berhak menerima (mustahiq), tanpa perantara amil. Membayar zakat lewat amil atau bayar langsung ke target, itu pilihan / diperbolehkan, sah-sah saja.

Kamis, 19 Juli 2012

RAMADHAN BULAN DI DALAMNYA DITURUNKAN AL-QUR'AN


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {185}

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah : 185). 

Jumat, 22 Juni 2012

CINTA SUCI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA UNTUK NABI SAW

Saudaraku sekalian. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mengulik sosok pribadi yang mulia dan penuh cinta kasih. Dialah sahabat Rasulullah SAW yang bernama Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Yang dari awal kehidupannya memang telah mencirikan pribadi yang baik dalam kehidupannya. Seperti pernyataannya ketika ia di tanya apakah pernah meminum khomr (minuman keras); ”Apakah engkau pernah meminum khomr di masa jahiliyah?” Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menjawab: “A’udzubillah (aku berlindung kepada Allah)”. Kemudian ia di tanya lagi, “Kenapa?”. Abu Bakar RA menjawab: “Aku menjaga dan memelihara muru’ah-ku (kehormatanku), apabila aku minum khomr, maka hal itu akan menghilangkan kehormatanku.”
Nah, untuk mempersingkat waktu, mari ikuti penelurusan berikut ini:

Jumat, 13 April 2012

KESABARAN UMAR IBNU KHATAB RA KETIKA ISTRINYA MARAH

Pada suatu hari, tersebutlah seorang laki-laki sedang berjalan tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab ra. Dia ingin mengadu pada sang khalifah, karena tidak tahan dengan istrinya.
Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar ra sedang marah-marah. Mengomel melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut Umar ra. Umar ra diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya untuk mengadukan istrinya pada Umar ra.
Mengapa Umar ra hanya mendengarkan dan diam saat istrinya marah-marah, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar ra berdiam diri karena mengingat 5 hal. Karena bagaimanapun juga, istrinya telah banyak berjasa kepadanya, yaitu sebagai

Senin, 09 April 2012

BELAJAR DARI IMAM HATIM AL-ASHAM

Imam Hatim al-Asham, nama lengkapnya Abu Abdurrahman Hatim bin Alwan (wafat pada tahun 237 H/751 M). Dia termasuk tokoh guru besar (syaikh) Khurasan, murid Syaikh Saqiq, guru Ahmad bin Khadrawaih. Hatim dijuluki ‘al-Asham’ bukan karena ia tuli, tetapi pernah sekali ia berpura-pura tuli karena menjaga kehormatan seseorang sehingga ia dijuluki demikian.

Syaikh Abu Ali ad-Daqqaq bercerita tentangnya, “Seorang wanita datang kepada Hatim. Ia bermaksud menanyakan sesuatu kepadanya. Namun, di tengah mengutarakan pertanyaannya, wanita itu tiba-tiba buang angin sehingga membuatnya merasa malu. Hatim tahu apa yang berada di balik perasaan tamunya. Dia tidak ingin tamunya bertambah malu karena suara buang angin yang didengarnya. Karena itu, dia mencoba menutupinya dengan berkata,‘Keraskan suaramu!’


Kamis, 29 Maret 2012

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA

Suatu ketika Fatimah (Putri Rasulullah SAW) bertanya kepada Rasulullah SAW. “Wahai Ayah.. Wahai Utusan Allah... Siapakah gerangan wanita yang kelak pertama kali masuk kedalam surga ?
Rasulullah SAW menjawab ; “Dia adalah seorang wanita yang bernama Muthi’ah.
Fatimah pun terkejut, ternyata bukan dirinya seperti yang dibayangkannya, mengapa justru orang lain, padahal dia adalah Putri Rasulullah SAW sendiri. Maka timbulah keinginan Fatimah untuk mengetahui siapa dan apa yg telah dilakukan seorang wanita yg bernama Muthi’ah. Siapakah sesungguhnya Muthi’ah ? Apakah istimewanya seorang Muthi’ah ? Sehingga Rasullullah SAW mengatakan bahwa dialah wanita yang lebih dulu masuk surga ?

Jumat, 09 Maret 2012

HUSNUZHON





 
Suatu hari Rasulullah SAW mengutus Umar RA untuk menarik zakat dari para sahabat. Akan tetapi, Ibnu Jamil, Khalid bin Walid, dan Abbas yang juga paman Nabi SAW tidak menyerahkan zakatnya. Umar pun kemudian melaporkan sikap ketiga sahabat itu kepada Rasulullah.

Mendengar laporan itu, Rasulullah bersabda, ''Tiada sesuatu yang membuat Ibnu Jamil enggan untuk menyerahkan zakat kecuali dirinya fakir, kemudian Allah menjadikannya kaya. Adapun Khalid, sesungguhnya kalian telah berbuat zalim terhadapnya (karena) ia menginfakkan baju besi dan peralatan perangnya di jalan Allah. Adapun Abbas, aku  telah mengambil zakatnya dua tahun lalu.''

Setelah itu, Rasulullah pun bersabda, ''Wahai Umar, apakah kamu tidak tahu bahwa paman seseorang itu sama seperti ayahnya?'' (HR Bukhari dan Muslim). Dari kisah itu, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berbaik sangka kepada sesama. Nabi SAW senantiasa mengingatkan umatnya untuk menjauhi prasangka buruk.

Selasa, 14 Februari 2012

SEJARAH AL-BARZANJI


Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.

Senin, 02 Januari 2012

KAYA HATI DAN HARTA


Rasullullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah sukses mendidik para sahabat sebagai orang-orang yang berakhlak tinggi, tidak berbuat semena-mena dan menjadi rahmatal lil’alamin. Satu kisah yang sangat menarik terjadi pada masa Kehalifahan Umar bin Khattab r.a. Pada suatu hari Amirul Mukminin ingin mengetahui tingkah laku dan sifat yang dimiliki oleh dua orang sahabatnya. Dua orang sahabat ini adalah orang-orang pilihan yang senantiasa menghadiri majelis Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keutamaan keduanya telah diketahui oleh masyarakat Madinah secara umum. Dua orang ini adalah Ubaidah bin Jarrah r.a. dan Muaz bin Jabal r.a..

Kisah bermula dari uang sejumlah 400 dinar yang dimiliki oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. dan diberikan kepada Ubaidah bin Jarrah r.a. Sahabat melihat ada uang yang begitu banyak di dalam rumahnya maka Ubaidah bin Jarrah memerintahkan pelayannya untuk membawa uang itu. Pelayan itu membagikan kepada setiap orang masing-masing 6 atau 7dinar. Tidak ada sisa sedinar pun di kantong yang dipakai untuk membungkus uang itu sebelumnya. Pelayan dari Ubaidah bin Jarrah r.a. pulang dalam keadaan kosong tak mebawa sedinar pun.