Pada suatu hari, tersebutlah seorang laki-laki sedang berjalan
tergesa-gesa menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab ra. Dia ingin mengadu
pada sang khalifah, karena tidak tahan dengan istrinya.
Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari
dalam rumah terdengar istri Umar ra sedang marah-marah. Mengomel melebihi
istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi
tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut Umar ra. Umar ra diam saja,
mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu
mengurungkan niatnya untuk mengadukan istrinya pada Umar ra.
Mengapa Umar ra hanya mendengarkan dan diam saat istrinya marah-marah,
padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar ra berdiam diri
karena mengingat 5 hal. Karena bagaimanapun juga, istrinya telah banyak
berjasa kepadanya, yaitu sebagai
Jumat, 13 April 2012
Senin, 09 April 2012
BELAJAR DARI IMAM HATIM AL-ASHAM
Imam Hatim al-Asham, nama lengkapnya Abu Abdurrahman Hatim bin Alwan (wafat pada tahun 237
H/751 M). Dia termasuk tokoh guru besar (syaikh) Khurasan, murid Syaikh Saqiq,
guru Ahmad bin Khadrawaih. Hatim dijuluki ‘al-Asham’ bukan karena ia
tuli, tetapi pernah sekali ia berpura-pura tuli karena menjaga kehormatan
seseorang sehingga ia dijuluki demikian.
Syaikh Abu Ali ad-Daqqaq bercerita tentangnya, “Seorang wanita datang kepada Hatim. Ia bermaksud menanyakan sesuatu kepadanya. Namun, di tengah mengutarakan pertanyaannya, wanita itu tiba-tiba buang angin sehingga membuatnya merasa malu. Hatim tahu apa yang berada di balik perasaan tamunya. Dia tidak ingin tamunya bertambah malu karena suara buang angin yang didengarnya. Karena itu, dia mencoba menutupinya dengan berkata,‘Keraskan suaramu!’
Langganan:
Postingan (Atom)