LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH

Larilah Kembali Kepada Allah photo faringfirrugraveigravelaringllaringh_zpsb9f801c3.gif
Bacalah Selalu Lisan Maupun dalam Hati "YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH"

Selasa, 22 Maret 2011

5 KEGELAPAN DAN 5 PENERANGNYA


Imam Muhammad Nawawi Al Bantani dalam bukunya Nashaihul ‘Ibad, mengutip penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani yang meriwayatkan washiat Abu Bakar Ash-Shidiq ra.
“Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya pun ada lima, yaitu:
• Cinta dunia adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah ketaqwaan.
• Berbuat dosa adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bertobat.
• Kubur adalah kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bacaan: ‘Laa ilaha illallaah Muhammadur Rosuulullaah.’
• alam akhirat itu penuh kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal shalih.
• Shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) sangat gelap, sedangkan penerangnya adalah yaqin.”


1. Cinta dunia adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah ketaqwaan.
Allah berfirman dalam surah al-Hadid ayat 20

"Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“[ HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183)].

2. Berbuat dosa adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bertaubat
Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, maka di dalam hatinya timbul satu titik noda hitam. Apabila ia berhenti dari perbuatan dosanya dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihkahlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, maka bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya. Inilah arroon (penutup hati) sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah dalam (QS. Al-Muthaffifiin:14):’Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya dosa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.’” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim)

“Setiap anak adam senantiasa berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang senantiasa bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib, no. 3139)

Syarat taubat:
1. Iklash
2. Menyesali perbuatan dosa yang dilakukannya
3. Berjanji tidak melakukan perbuatan dosa lagi
4. Mengucapkan istighfar (mohon ridlo terhadap seseorang yg telah didzalimi)
5. Pada waktu yg ditentukan (diperkenankan)

Hadits Rasul saw: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan menerima taubat seseorang, sebelum nyawanya sampai di tenggorokan (sebelum ia sekaratul maut).” [HR. at-Tirmidzi] .

Firman Allah SWT surah an-Nisa’ : 18

“Dan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu Telah kami sediakan siksa yang pedih.”


3. Kubur adalah kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bacaan: ‘Laa ilaha illallooh Muhammadur Rosuulullaah.’
Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala mengharamkan masuk neraka bagi orang yang membaca laa ilaaha illallaah muhammadur Rasuulullaah dengan niat semata-mata karena Allah ta’ala.” (HR, Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Barang siapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha illallooh, maka ia akan masuk surga.” Para shahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa wujud keikhlasannya?” Beliau menjawab: “Kalimat laa ilaaha illallaah tersebut dapat mencegah kalian dari segala sesuatu yang diharamkan Allah kepada kalian.” (HR. Al-Khatib)

Dikatakan bahwa ada tujuh hal yang dapat menerangi alam kubur, yaitu:
1. ikhlas dalam beribadah;
2. berbakti kepada orang tua;
3. senang bersilturrahmi;
4. tidak menyia-nyiakan umur untuk melakukan kemaksiatan;
5. tidak mengikuti kehendak hawa nafsu;
6. bersungguh-sungguh dalam taat kepada Allah; dan
7. memperbanyak dzikir kepada Allah.

4. Alam akhirat itu penuh kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal shalih.
'Shalih' dalam Alquran banyak diulang dalam beberapa ayat dan semuanya menunjukkan pada satu predikat, yaitu indikator keimanan seseorang. Rangkaian ayat dalam Alquran sering digabungkan antara “alladzina aamanuu” dengan “amilus shalihat.” Hal ini mengandung faidah bahwa antara iman dan amal shalih tidak bisa dipisahkan, bagai dua sisi mata uang satu sama lain saling menyempunakan, karena amal shaleh adalah representasi atau perwujudan dari keimanan seseorang.
Apa amal shaleh itu?
Dalam Kamus al-Munawwir (h.788-789), istilah Shalih mengandung makna al-Jayyid (bagus), al-Birru (kebaikan), al-manfa’at (kemanfaatan), al-Ni’mat al-Waafirah (keni’matan yang sempurna), dan lain-lain. Semua istilah tersebut merujuk pada satu kata ‘kebaikan.’ Kebaikan yang bagaimana? Tentu kebaikan yang menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Jadi amal sholeh dan perbuatan baik, adalah beda. Kalau amal shaleh pasti baik, dan berbuat baik belum tentu amal shaleh. Mengapa demikian? Kalau perbuatan baik itu biasanya dilihat dari sisi moral, atau tata nilai yang dibatasi oleh daerah tertentu. Contoh: di pantai Kute Bali, orang membuka aurat di sana itu perbuatan baik, jelek atau biasa?? Tapi menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya amal shalih itu tidak dibatasi ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja, kalau menurut Allah dan Rasul-Nya itu haram, di mana pun juga haram. Kalau menurut Allah dan Rasul-Nya perbuatan itu shalih, baik maka di mana pun dikerjakan akan membawa manfaat dan kebaikan terutama bagi dirinya sendiri akan lebih utama lagi bermanfaat bagi orang lain.
Jadi jelas, perbuatan baik belum tentu amal shalih, dan amal shalih pasti baik.

Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut : 7

“Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”

5. Shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) sangat gelap, sedangkan penerangnya adalah yaqin.
Yaqin adalah membenarkan dengan sepenuh hati segala hal ghaib dengan menghilangkan segala bentuk keraguan.
Yaqin atau tasdiqu fi qalbi adalah merupakan salah satu syarat dari Iman. Iman, selain punya rukun juga ada syaratnya;
1. Tasdiqu fi qalbi (yaqin, membenarkan dlam hati)
2. Qoulu bi lisan (diucapkan dengan lisan)
3. Af’alu bil arkan (dikerjakan dengan perbuatan)

Menurut, imam al-Ghazali, keyaqinan seseorang itu bertingkat sesuai dengan tebal dan tipisnya keimanan kita.
1. Ilmu yaqin, keyakinanya berdasarkan pengetahuannya atau bahkan terkadang sekedar pengetahuan.
2. Ainul yaqin, orang ini yaqin, atau iman selain karena pengetahuannya dia juga bisa menyaksikan kekuasan-kekuasan allah di dalam berbagai hal. Maka dalam Al Qur’an surah Al-Anfal orang seperti ini bergetar hatinya ketika dibacakan ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasan Allah SWT.
3. Haqqul yaqin, yaitu derajat keimanan seseorang yang telah bisa menerapkan ikhsan di dalam gerak-gerik kehidupannya. Senantiasa bisa melihat dan dilihat oleh Allah swt dalam setiap aktivitasnya sehari-hari. Rasanya hanya hanya para Rasul, para Nabi dan orang2 yang sangat dicintai Allah yang mempunyai derajat keimanan seperti ini.

Kita hanya berharap dan berdo’a: mudah-mudahan Allah swt melimpahkan taufiqnya sehingga kita dimampukan unuk menjadikan dunia ini ladang akhirat, diperbanyak melakukan amal shaleh dan ditetapkan hati kita terhadap keimanan kita. Sehingga dalam kehidupan kita sehari-hari akan terus mendapatkan penerang dalam menghadapi segala kegelapan. Amiin..

Wallaahu muwafiq, wassalaamu ‘alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar