اعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ
بِالدِّينِ،
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ،
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ
الْمِسْكِينِ،
Artinya:
(1) Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama? (2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, (3) dan tidak menganjurkan
memberi Makan orang miskin. (QS. Al-Maa-uun:
1-3)
Rasuulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ(متفق عليه)
Artinya : Barang siapa yang berusaha
membantu janda dan orang miskin maka sama artinya dengan berjuang dijalan
Allah. Dan sepertinya beliau bersabda : “atau seperti orang yang selalu sholat
sepanjang malam tidak pernah putus dan seperti orang yang berpuasa tidak pernah
berbuka (spanjang masa)”. (Hadits disepakati oleh Bukhari dan Muslim)
Di
dalam kitab Al-Multaqith diceritakan, bahwa sebagian bangsa Alawiyah (Keturunan
Rasulullah) ada yang bermukim di daerah Balkh (Iraq). Ada sebuah keluarga yang
terdiri dari sepasang suami isteri dengan beberapa anak wanita mereka. Keadaan
keluarga tersebut serba kekurangan.
Ketika
suaminya meninggal dunia, isteri beserta anak-anak wanitanya meninggalkan
kampung halamannya pergi ke Samarkand untuk menghindari ejekan orang di
sekitarnya. Kejadian tersebut berlaku pada musim dingin. Saat mereka telah
memasuki kota, si ibu mengajak anak-anaknya singgah di masjid, sementara
dirinya pergi untuk mencari sesuap nasi.
Di
tengah perjalanan si Ibu berjumpa dengan dua kelompok orang, yang satu dipimpin
oleh seorang Muslim yang merupakan tokoh (Syaikh) di kampung itu sendiri,
sedang kelompok satunya lagi dipimpin oleh seorang Majusi, pemimpin kampung
itu. Si Ibu tersebut lalu menghampiri Sayikh tersebut dan menjelaskan mengenai
dirinya.
“Aku
mohon agar tuan berkenan memberiku makanan untuk keperluan malam ini!” pinta si
Ibu dengan tertunduk malu, air mata pun terurai dari kelopak matanya yg telah
berkerut.
”Kemukakaan bukti dan saksi bahwa engkau wanita
keturunan Alawiyah”, sahut sang Syaikh.
”Saya seorang yang merantau, dan belum ada
seorangpun yang mengenal saya Tuan” jawab si Ibu dengan mengusap air matanya yang
terus mengalir deras.
Apa yang terjadi? Syaikh Muslim itu berpaling
dan meninggalkan wanita tersebut karena wanita ini tidak dapat memberikan bukti
dan saksi. Janda ini amat bersedih atas perlakuan Syaikh Muslim itu.
Di tengah perjalanan
berikutnya wanita ini bertemu dengan orang Majusi, dan ia menceritakan
keadaannya seperti ia menceritakan kepada Syaikh Muslim tadi. Ternyata orang
Majusi ini menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak janda itu dan dibawa ke
rumahnya untuk tinggal dan diberikan pakaian beserta makanan yang cukup.
Ketika waktu masuk tengah
malam, Syaikh Muslim itu bermimpi seolah kiamat telah terjadi. Dalam mimpinya
ia melihat gedung yang begitu indah, dengan rangkaian berlian dan yakut. Kemudian
ia menghampiri Rasulullah SAW:
”Yaa Rasuulallah, untuk
siapakah gedung ini?”
”Untuk orang muslim yang
bertauhid.” jawab Rasulullah.
”Saya muslim yang bertauhid.”
kata Syaikh.
“Kemukakan bukti dan saksi
bahwa engkau muslim yang tauhid”, sahut Rasuulallah SAW.
Syaikh ini kebingungan…
Kemudian Rasuulullah SAW
bersabda:”Ketika engkau didatangi seorang janda Alawiyah, engkau meminta bukti
dan saksi, sekarang engkau buktikan bahwa engkau seorang Muslim!”
Sesaat
kemudian lelaki muslim itu terbangun dari tidurnya dan air matanya pun jatuh
berderai, lalu dia memukuli mukanya sendiri. Dia berkeliling kota untuk mencari
wanita Alawiyah yang pernah memohon pertolongan kepadanya, hingga dia
mengetahui di mana kini wanita tersebut berada.
Syaikh Muslim itu segera berangkat ke rumah orang Majusi yang telah menampung wanita Alawiyah beserta anak-anaknya.
“Di
mana wanita Alawiyah itu?’ tanya Syaikh Muslim kepada orang Majusi.
“Ada padaku,”
jawab si Majusi.
“Aku
sekarang menghendakinya,” ujar Syaikh Muslim itu.
“Tidak
semudah itu,” jawab lelaki Majusi.
“Ambillah
uang seribu dinar dariku dan kemudian serahkan mereka padaku,” desak Syaikh Muslim
itu.
“Aku
tidak akan melepaskannya. Mereka telah tinggal di rumahku dan dari mereka aku
telah
mendapatkan berkahnya,” jawab lelaki Majusi itu.
mendapatkan berkahnya,” jawab lelaki Majusi itu.
“Tidak
boleh, engkau harus menyerahkannya,” ujar lelaki Muslim itu seolah-olah mengancam.
Maka,
lelaki Majusi pun menegaskan kepada tokoh Muslim itu, “Akulah yang berhak
menentukan apa yang kamu minta. Dan istana yang pernah kamu lihat dalam mimpi
itu adalah diciptakan untukku!
“Apakah
kamu bisa menunjukkan keislamanmu kepadaku? sahut Sayikh Muslim itu.
“Demi Allah, tidaklah aku tertidur tadi malam, melainkan aku dan
keluargaku telah masuk Islam di atas tangan perempuan yang mulia ini, dan aku pun telah bermimpi sbagaimana
yang kamu mimpikan, serta Rasulullah SAW sendiri telah pula bersabda kepadaku,
“Adakah wanita Alawiyah beserta anaknya itu padamu?”
“Ya,
benar,” jawabku.
“Istana
itu adalah milikmu dan seluruh keluargamu. Kamu dan semua keluargamu termasuk
penduduk surga, kerana Allah ‘azza wa jalla sejak zaman azali telah menciptakanmu sebagai orang Mukmin,” sabda Baginda
kembali.
يا شفع الخلق الصلاة والسلام ◊ عليك نورالخلق هادي الانام
واصله وروحه ادركني ◊ فقد ظلمت ابدا وربني
وليس لى ياسيدى سوا كا ◊ فإتردكنت شخصاهالكا
ياسيّدى يارسول الله ، ياسيّدى يارسول الله ، ياسيّدى يارسول الله
والله أعلام بالصواب
*)sumber: http://madinatulilmi.com dengan berbagai
edit dengan tidak mengurangi makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar