Sakit
perut menjelang persalinan, memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin
rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali.Tetapi Malaikat
Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu, goyanghan pangkal
pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang
katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'"
"Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk.
Ayahmu bukan penjahat, ibumu pun bukan penzina,"
demikian kecaman kaumnya, ketika melihat bayi di
gendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya
menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang
bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah
yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta
mengabdi kepada ibunya. Kemudian sang bayi berdoa:
"Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku
pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari
ketika aku dibangkitkan hidup kembali."
Itu cuplikan kisah Natal dari Al-Quran Surah
Maryam ayat 34. Dengan demikian, Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat
Natal pertama dari dan untuk Nabi mulia
itu, Isa
a.s.