LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH

Larilah Kembali Kepada Allah photo faringfirrugraveigravelaringllaringh_zpsb9f801c3.gif
Bacalah Selalu Lisan Maupun dalam Hati "YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH"

Rabu, 28 Desember 2011

KAYA YANG ZUHUD (Bagian II)


Kezuhudan Rasulullah saw, Para Nabi, Sahabat dan Ulama Salaf
Semua Nabi dan Rasul Allah swt adalah zuhud, tak terkecuali Beliau Kanjeng Nabi Muhammad saw. Bahwa Rasulullah saw sering tidur hanya beralaskan pelepah kurma, bahkan perutnya sering diganjal dengan batu untuk menahan lapar itu adalah benar. Tapi bukan berarti Rasulullah saw itu orang miskin. Rasulullah saw sepanjang hidupnya tidak pernah meminta-minta, meskipun terlahir dari keluarga miskin. Lahir dalam keadaan yatim, kemudian umur 6 tahun ditinggal wafat oleh Bunda tercinta, Sayyidatina Aminah Rha. Kemudian ikut kakeknya Abdul Muthalib. Umur 9 tahun, kakeknya meninggal pula. Maka mungkin ukuran kita : lengkaplah penderitaannya. Tapi apakah Rasulullah saw patah arang dan lemah menghadapi kehidupan? 

KAYA YANG ZUHUD (Bagian I)


Sumber gambar: http://sosok.kompasiana.com/2011/12/05/
Akhir-akhir ini kita sering mendengar kalimat “Orang Islam Harus kaya”.  Kalimat ini bukanlah sesuatu yang tabu.  Rasuulullah saw telah memberi rambu-rambu, “Bekerjalah kalian seakan-akan kalian hidup seribu tahun lagi dan beribadahlah kalian seakan-akan besok pagi akan mati”.  Di balik hadits tersebut tersirat sebuah pesan bahwa orang Islam harus mampu, bahkan kaya dan menjadi terdepan dalam perekonomian global.  Artinya Rasuulullah saw tidak menghendaki umatnya miskin dan dilindas oleh keadaan. Dalam kesempatan lain pun Beliau menerangkan “kefakiran lebih dekat kepada kekafiran”.

Hidup Harus Kaya
Maukah Anda hidup kaya? Jawabannya pasti, mau.
Mengapa harus kaya?
Ini sangat mudah dijelaskan. Pertama, Hakikat sebagai manusia adalah senang mendapat kemudahan dalam hidupnya, terutama materi. Sehingga Rasulullah saw pun bersabda, "Sesungguhnya kefakiran (kemiskinan) itu bisa menjerumuskan kejurang kekafiran." Kenapa? Silakan kita semua lihat dan merefleksikan berbagai fenomena pemurtadan, hanya karena ingin mendapat sebuah mie instan! Ya, sehingga dengan kaya, kita bisa terus menjaga akidah dan menjadi muslim dermawan.